5 Perubahan Surabaya di Tangan Tri Rismaharini Semasa Menjadi Walikota Surabaya
5 Perubahan Surabaya di Tangan Tri Rismaharini - Dalam 10 tahun sebagai walikota Surabaya, Tri Rismaharini telah melakukan banyak perubahan, inovasi serta terobosan guna membuat kota Surabaya menjadi kota yang lebih baik lagi.
Dengan tangan dinginnya, Tri Rismaharini mampu membangun serta mensejahterakan warga Surabaya. Tidak heran jika kini kota kelahiran Bung Tomo ini dapat disejajarkan dengan kota-kota besar di dunia.
Berkat prestasinya, Risma seringkali diundang menjadi pembicara di berbagai dunia. Sebut saja ketika ia diundang ke AS oleh Presiden Majelis Umum PBB ke-73 serta Dirjen FAO untuk menjadi pembicara pasal ketahanan pangan.
Tidak sedikit peninggalan-peninggalan sang wanita tangguh ini yang sangat bermanfaat dan akan selalu diingat oleh warga Kota Pahlawan. Yuk, simak apa saja perubahan-perubahan kota Surabaya di tangan Tri Rismaharini
1. E-Goverment Surabaya
E-Goverment merupakan pelayanan publik dari suatu pemerintahan dengan melakukan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat.
Adapun program e-Goverment yang dilakukan Tri Rismaharini semasa menjabat sebagai walikota terbagi menjadi dua macam yaitu GMRS (Government Management Resource System) dan Mobile Smart Aplication.
GMRS merupakan sebuah sist yang dibuat pleh pemerintah kota Surabaya untuk mendukung pelayanan terhadap warga Surabaya. Contoh GMRS ialah e-procurement, Surabaya Single Window dan Broadband Learning Center.
Inovasi terbaru e-goverment pemerintah kota Surabaya ialah Mobile Smart Aplication, tujuan pembentukannya untuk meningkatkan pasrtispasi publik. Adapun contohnya yaitu Surabaya Smart City, Media Center dan e-Wadul.
2. Rumah Bahasa
Program rumah bahasa yang dijalankan oleh pemerintah kota Surabaya merupakan wujud kepedulian pemerintah untuk meningkatkan kompetensi masyarakat, di bidang bahasa asing khususnya bahasa Inggris.
Rumah bahasa menyediakan tiga kelas bahasa Inggris yakni basic, listening class dan conversation. Selain itu, juga tersedia enam bahasa lainnya yang dapat dipelajari yaitu Bahasa Arab, Jepang, Portugis, Spanyol, Jerman ataupun Mandarin.
Para pengajar di rumah bahasa merupakan para relawan yang berdedikasi tinggi di dalam dunia pendidikan. Program ini berlokasi di Jalan Gubernur Suryo Kompleks Balai Pemuda Surabaya.
3. Penutupan Lokalisasi
Dalam melakukan upaya penutupan lokalisasi yang ada di Surabaya, Risma melakukan salah satu metode yang jarang dilakukan oleh kepala daerah lainnya yaitu konsep human focused-design.
Konsep ini merupakan suatu metode yang mana untuk mencapai tujuannya, maka manusia sebagai objek dibuat nyaman terlebih dahulu serta memahami objek tersebut.
Sebagai contoh dalam kasus Dolly yang merupakan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, Tri Rismaharini mampu menjadi jembatan yang baik atas kebijakan yang telah dibuatnya. Sebab tidak semua kebijakan dapat diterima oleh semua kalangan.
Dengan kerja keras Risma beserta jajaran pemerintah kota Surabaya, Dolly yang dulu dikenal dengan tempat lokalisasi kini disulap menjadi kampung unggulan dan sentra perdagangan UMKM.
4. Penataan Ruang Terbuka Hijau
Sebagai mantan kepala dinas kebersihan dan pertamanan, penataan Ruang Terbuka Hijau bisa dibilang merupakan program serta legacy yang paling dikenal dan dirasakan oleh masyarakat Surabaya. Lahan-lahan kosong disulap menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Puluhan taman di Surabaya kini lebih bersih dan menarik, sebut saja taman di Jalan Raya Darmo. Dulunya merupakan tempat yang tidak terurus, namun di tangan Risma taman tersebut menjadi area anak muda menyalurkan bakat Skate dan BMX.
Contoh lainnya ialah taman Bungkul yang dapat meraih penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yaitu The 2014 Asian Townscape sector award pada November 2013 di Jepang.
5. Pengelolaan Lingkungan dan Sampah
Surabaya bisa dibilang merupakan salah satu kota yang dapat dijadikan bahan percontohan dalam mengelolan lingkungan dan sampah. Pada setiap kelurahan tersedia bank sampah serta rumah kompos terpadu.
Tidak hanya itu saja, kota yang berada di provinsi Jawa Timur ini merupakan kota pertama yang mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang berada di TPA Benowo, Surabaya.
Keberhasilan kota Surabaya dalam pengelolaan sampah mendapat perhatian dari dunia Internasional. Hal itu dibuktikan dengan kunjungan delegasi UN Environment Asia and The Pacific Office pada 9-10 Januari 2019 lalu.
Kota Surabaya yang dulu gersang dan kumuh dan disulap menjadi rindang dan hijau. proses pendayagunaan Sumber Daya Manusia (SDM) harus di contoh oleh dearah lain terutama pada pengelolaan lingkungan.
Prestasi-prestasi Tri Rismaharini dalam mengelola Surabaya di atas menjadi salah satu bukti bahwa perempuan juga dapat menjadi pemimpin. Dengan sifat yang tegas dan juga terkadang sedikit emosional beliau ternyata mampu menghasilkan Surabaya yang lebih baik dan maju.
Post a Comment for "5 Perubahan Surabaya di Tangan Tri Rismaharini Semasa Menjadi Walikota Surabaya"